Selasa, 31 Oktober 2017

Upaya Peningkatkan Pajak, Ka UPTB Pendapatan bersama Camat Jatisampura Gelar Sosialisasi

Dalam rangka meningkatkan pajak hiburan dan restoran yang sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) nomor 8 tahun 2011, UPTD Pendapatan Jatisampurna menggelar sosialisasi kepada para wajib pajak di Plaza Cibubur, Senin (30/10). Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Camat Jatisampurna, Abi Hurairah dan pihak pengelola Plaza Cibubur.

“Potensi pajak di Plaza Cibubur ini cukup besar. Ada 18 wajib pajak restoran, 7 tempat hiburan, 2 wajib pajak air tanah dan 1 wajib pajak retribusi parkir. Total wajib pajak disini mencapai Rp 9 miliar setahunnya,” kata Kepala UPTD Pendapatan Jatisampurna, Agustinus Prakoso sambil menambahkan pihaknya juga akan menarik pajak tenant jajanan rakyat yang ada di lantai 2 Plaza Cibubur.

Menurutnya tempat usaha yang memiliki omzet dengan jumlah minimal Rp 3 juta maka akan dikenakan pajak berdasarkan perda.

“Pajak itu sifatnya memaksa. Dan tugas kita melakukan penagihan, pendataan dan pembinaan. Kalau ada yang kesulitan mengisi atau membayarkan pajaknya kita siap membantu,” bebernya.

Dirinya juga mengaku potensi pajak di Jatisampurna semakin meningkat. Dua tahun lalu potensi pajak yang terhimpun dan disetor ke kas daerah hanya berjumlah Rp 24 miliar dan sekarang sudah mencapai Rp 43 miliar dan bahkan berada diurutan ketiga setelah Bekasi Selatan dan Bekasi Utara.

“Kita akan terus menggali potensi pajak calon wajib pajak. Kita jemput bola bukan menunggu,” katanya.

Sementara itu ditempat yang sama, Camat Jatisampurna, Abi Hurairah turut mendukung pengumpulan wajib pajak yang berpotensi menunjang pembangunan infratruktur Kota Bekasi.

“Dari Rp 43 miliar potensi pajak yang kita setorkan ke kas daerah, Jatisampurna mendapatkan anggaran Rp 76 miliar untuk pembangunan infrastuktur di jatisampurna. IPM kita jauh dibandingkan dengan kabupaten Bandung. Inflasi kota bekasi lebih rendah dari inflasi nasional artinya perputaran uang di Kota Bekasi sangat luar biasa,” katanya.

Menurutnya setelah dihitung dari Tim anggaran pembangunan daerah (TAPD) untuk jatisampurna dioutuskan pajak yang ditarget sebesar Rp 56 miliar.

“Kami terus melakukan inovasi-inovasi yang dilakukan. Untuk pajak bumi dan bangunan dari Rp 24 miliar menjadi Rp 26 miliar. Kita harus berusaha agar tercapai dengan melakukan sosialisasi kepada para pengusaha. Kalau sudah jadi Wajib pajak atau Wajib retribusi harus dilaksanakan,” pungkasnya. 

Minggu, 29 Oktober 2017

Upacara Peringatan Sumpah Kota Bekasi

Senin,30/10/17, Upacara Hari Sumpah Pemuda Ke 89 Tingkat Kota Bekasi –Bertempat di Alun-alun Kota Bekasi Jl. Veteran Raya Kel. Margajaya Kec. Bekasi Selatan Kota Bekasi, Ketua PK KNPI Jatisampurna hadir mengikuti kegiatan upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tingkat Kota Bekasi Tahun 2017 dengan tema “Pemuda Indonesia Berani Bersatu ”, yang di ikuti ± 1.000 orang peserta.

Pada tahun ini Robin Irawan Ketua PK KNPI Jatisampurna berkesempatan menjadi Pembaca Deklarasi Pemuda Kota Bekasi, dihadapan Ribuan peserta Upacara. "Saya berterima kasih kepada DPD KNPI Kota Bekasi yang mempercayai saya sebagai pembaca Deklarasi Pemuda Kota Bekasi, Karena ini momentum yang luar biasa, dimana saya mendeklarasikan mewakili pemuda Kota Bekasi di Hadapan Sekda Kota Bekasi". Ujarnya.


Peringatan ini merupakan mementum perayaan dimana pada Sabtu lalu 28/10/2017 Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), memberikan penganugrahan Kota Layak Pemuda ke Kota Bekasi. "Ini merupakan momentum kebangkitan Pemuda Kota Bekasi, berbagai macam penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bekasi salah satunya dari Kemenpora, harus dapat dibuktikan oleh kita sebagai Pemuda Kota Bekasi dengan prestasi dan karyanya", pungkasnya.

Sabtu, 21 Oktober 2017

Warga Mengeluh di Media Sosial, Wali Kota Bekasi Lansung Antarkan KTP dan Kartu Sehat.


Kota Bekasi ----- Sabtu (21/10/2017), mendapatkan laporan dari warga melalui media sosial mengenai proses pencetakan E-KTP dan Kartu Sehat yang telah di ajukan belum jadi, Wali Kota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi langsung antarkan ke kediaman Bapak Amad yang telah mengajukan pelayanan pembuatan EKTP dan Kartu Sehat Berbasis NIK, di dampingi Lurah Jatimekar, H. Ghofur dan segenap warga yang ikut.

Warga RT 03 RW 17 Kelurahan Jatimekar Kecamatan Jatiasih bernama Bapak Amad dan istri yang memiliki 6 orang anak telah mengajukan pembuatan E-KTP atas nama Ibu Fanny (istri dari Bapak Amad) sudah hampir 3 bulan belum jadi untuk E-KTP, ia juga melaporkan melalui Messenger dari Facebook ke Wali Kota Bekasi untuk menanyakan mengenai proses tersebut.

Wali Kota yang mendapatkan laporan tersebut, pada hari ini langsung antarkan EKTP berikut juga Kartu Sehat Berbasis NIK milik keluarga tersebut, alhasil Keluarga Bapak Amad sangat berterima kasih atas kepedulian Wali Kota yang secara tiba tiba mengantarkan ajuannya, ia juga meminta maaf atas laporan yang menurutnya tidak sopan karena hanya melalui media sosial.

Wali Kota menanggapi bahwa laporan tersebut adalah wajar, dan jangan permasalahan melalui apapun laporan pasti akan di sanggah, karena itu merupakan keluhan warha Kota Bekasi yang harus kita layani sebagai Kepala Daerah, Wali Kota juga menegaskan kepads Lurah setempat agar langsung terjun ke wilayah, tidak hanya duduk di kantor, tanda tangan surat, kurangi hal seperti itu, terjun ke lapangan akan dinilai baik oleh warga.

Bapak Amad yang berprofesi sebagai ojek online dan menghidupkan 6 orang anak, sangat berterima kasih untuk pelayanan dari Wali Kota kepada warga nya, Wali Kota Bekasi juga menjelaskan bahwa Kartu Sehat Berbasis NIK akan menambah program kesehatannya untuk para ibu hamil yang nanti nya akan  melahirkan akan ditaggung oleh Pemerintah Kota Bekasi melalui Kartu Sehat, itu akan berlaku pada 2018 nanti di bidan bidan yang ads di Kota Bekasi. (Ndoet)

Selasa, 03 Oktober 2017

Aneka Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
17520
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Setelah memahami apa itu kebudayaan, maka kita tidak akan sulit untuk mencari contoh dari kebudayaan itu sendiri. Contoh dari kebudayaan, khususnya di Indonesia ternyata sangatlah berada dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya lagu-lagu daerah yang ada disekitar kita, lagu Angin Mamiri yang berasal dari Sulawesi Selatan, lagu Ondel-Ondel yang berasal dari Jakarta, alat musik Angklung  yang juga berasal dari Jakarta, upacara adat seperti Sekaten, Makepung ; Balap Kerbau Masyarakat Bali, Atraksi Debus Banten, Karapan sapi Masyarakat Madura Jawa Timur, Upacara Kasada Bromo dan masih banyak lagi yang merupakan contoh dari kebudayaan yang asli dari Indonesia.

Berikut merupakan penjelasan dari beberapa contoh kebudayaan yang sudah dijelaskan di atas :

a. Makepung
Kalau Madura punya Kerapan Sapi, maka Bali memiliki Makepung. Dua tradisi yang serupa tapi tak sama, namun menjadi tontonan unik yang segar sekaligus menghibur. yang dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran, adalah tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Tradisi ini awalnya hanyalah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak dan dikendalikan oleh seorang joki. Makin lama, kegiatan yang semula iseng itu pun berkembang dan makin diminati banyak kalangan. Kini, Makepung telah menjadi salah satu atraksi budaya yang paling menarik dan banyak ditonton oleh wisatawan termasuk para turis asing. Tak hanya itu, lomba pacu kerbau inipun telah menjadi agenda tahunan wisata di Bali dan dikelola secara professional. Sekarang ini, Makepung tidak hanya diikuti oleh kalangan petani saja.

b. Debus
Atraksi yang sangat berbahaya yang biasa kita kenal dengan sebutan Debus, Konon kesenian bela diri debus berasal dari daerah al Madad. Semakin lama seni bela diri ini makin berkembang dan tumbuh besar disemua kalangan masyarakat banten sebagai seni hiburan untuk masyarakat. Inti pertunjukan masih sangat kental gerakan silat atau beladiri dan penggunaan senjata. Kesenian debus banten ini banyak menggunakan dan memfokuskan di kekebalan seseorang pemain terhadap serangan benda tajam, dan semacam senjata tajam ini disebut dengan debus.Kesenian ini tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, bersamaan dengan berkembangnya agama islam di Banten. Pada awalnya kesenian ini mempunyai fungsi sebagai penyebaran agama, namun pada masa penjajahan belanda dan pada saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa. Seni beladiri ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat banten melawan penjajahan yang dilakukan belanda. Karena pada saat itu kekuatan sangat tidak berimbang, belanda yang mempunyai senjata yang sangat lengkap dan canggih. Terus mendesak pejuang dan rakyat banten, satu satunya senjata yang mereka punya tidak lain adalah warisan leluhur yaitu seni beladiri debus.

c. Kasada Bromo
Upacara Kasada bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo Jawa Timur, mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun sepuh yang dihormati datang mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir gunung bromo. Bagi masyarakat Tengger, peranan Dukun adalah sangat penting. Karena mereka bertugas memimpin acara – acara ritual, perkawinan dll.
Sebelum lulus mereka diwajibkan lulus ujian dengan cara menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra. Setelah Upacara selesai, ongkek – ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah. Dan mereka melemparkan kedalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar. Penduduk yang melempar sesaji berbagai macam buah buahan dan hasil ternak, mereka menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih mereka terhadap tuhan atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah.

Opini saya dengan beraneka ragam budaya disuluruh dunia, memungkinkan terjadi pergesekan antara kebudayaan tersebut. sehingga dapat memicu terjadinya konflik-konflik.
disinilah tugas kita sebagai masyarakat , untuk dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan kita.